I'll destroy your mind We're Watching You ▲

About Me

Kamis, 06 Desember 2012

Karena Jiwaku Punya Kamu !

Hari ini masih sama, dengan hari hari yang lalu. Dimana kamu masih tidak mendengar setiap teriakan hatiku yang ingin jiwamu. Yang dengan tertatih menyeret kakinya demi mengejarmu. Dan dengan terseok membawa raganya untuk berusaha memelukmu.
Kamu tahu, disekian fase hidupku yang berdurasi 13 tahun, aku cuma sekali merasakan ‘rasa’ macam ini. Yang menggerogoti jiwaku, hampir serupa dengan kanker. Tapi aku berjuang mempertahankan rasa ini. Aku tak tahu, perasaan ini bodoh atau tidak. Tapi setelah ku pikir, ini sangat bodoh. Sangat sangat bodoh. Memperjuangkan sesuatu yang tak ada proses progess nya sama sekali. Tapi aku merasa nyaman.

Setiap jam, aku merasa sunyi. Sebenarnya, aku tak ingin menamakan ini dengan sunyi. Tapi, cuma itu kata yang tepat. Melihat jam berlalu sedikit demi sedikit, membuatku semakin lelah. Membayangkan berapa banyak usaha yang kuperbuat tapi nol hasilnya. Mungkin, Tuhan memberi sedikit jeda untuk pertemuan aku dan kamu.

Dan ternyata, aku banyak belajar dari hening yang kau hadirkan. Yang membuatku bisu hanya dengan satu kedipan mata. Dalam diam, aku memberi secuil perhatianku untukmu. Sakit memang, saat melihat matamu berpaling saat bertemu tatapanku. Tanpa ada sedikit senyuman.

Aku memang tak mengetahui, berapa durasi waktu yang Tuhan tuliskan untuk kebersamaan kita. Mungkin 2 hari, mugkin juga seminggu. Bahkan, bisa jadi selamanya. Tapi, itu terlalu berlebihan. Hingga ragamu hilang bersama senja.

Memang, aku bukan anak Sastra yang pandai menciptakan tulisan. Entah itu nyata atau cuma bullshit. Tapi, tulisan ku yang ini memang nyata. Yang mewakili seluruh isi perasaanku yang tumpah meruah saat melihat tubuhmu di depanku. Tanpa menganggapku ada, pasti.

Pernah aku bertanya, kenapa rasa suka itu harus ada? Mengapa hukum alam tidak menghapuskannya? Tapi, tak terjawab hingga sekarang. Hingga aku menemukan kamu di kehidupan asingku. Dan ternyata, aku menemukan kosa kata asing. Lagi. Yaitu, Karma. Dan memang aku mendapatkannya sekarang.

Dan apakah kamu tahu, tentang jiwaku yang perlahan gila menunggumu dari pagi buta hingga senja tenggelam? Dan buruknya, aku melakukan itu setiap hari. Walau kututupi dengan tawaku, dengan wajah riangku di hadapan lingkunganku. Tetapi, kamu tetap tidak tahu. Sampai-sampai, aku pernah menggertak Tuhan. Meminta, agar tongkat-Nya dapat mendekatkan aku selangkah lagi dengan dirimu.

Ini memang bukan lomba mengarang ataupun semacamnya. Aku memang mengarang, tapi berdasarkan kenyataan. Kenyataan bahwa jiwaku punya hati, dan hatiku punya perasaan. Dan perasaanku, punya kamu.

2 komentar: